nusakini.com-Surabaya-Bekal sejarah yang kuat dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Muhammadiyah merupakan organisasi penyedia tokoh yang memberi pelajaran penting bagi dunia politik Indonesia untuk yang lebih baik dan maju.

Tidak bisa dipungkiri peran Muhammadiyah dalam merumuskan dasar-dasar Negara ini begitu besar, maka sudah seyogyanya kader-kader penerus perjuangan Muhammadiyah melanjutkan perjuangan tokoh-tokoh pendahulu, salah satu nya Ki Bagus Hadikusumo.

Dalam Sekolah Kepemimpinan Politik dan Kebangsaan yang diadakan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur pada, Jumat (18/3), Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Anwar Sadad menyebut Ki Bagus dan Tokoh Muhammadiyah yang lain berandil besar bagi bangsa dan Negara ini.

“Muhammadiyah telah memberi banyak pelajaran penting dalam perpolitikan di Indonesia, karena itu kiprahnya tetap akan diperlukan dalam memperbaiki kualitas kehidupan politik di negeri ini,” ucapnya.

Mengulas tentang dinamika Sidang BPUPKI, Anwar Sadad menyebut dinamika politik yang dialami oleh Tokoh-Tokoh Muhammadiyah memberikan panorama gagasan maupun pemikiran yang berbobot bagi Indonesia.

“Saya kalau membaca risalah rapat sidang-sidang BPUPKI ngeri, membayangkan perdebatan yang berbobot dari tokoh-tokoh bangsa,” tuturnya.

Tidak hanya menyediakan tokoh dengan kapasitas intelektual mumpuni, Muhammadiyah juga sebagai wadah penghasil tokoh perdamaian untuk jalan tengah dalam membangun NKRI. Ia menyebut peran itu gamblang dilakukan oleh Mr. Kasman Singodimejo.

“Di samping Ki Bagus, juga ada sosok kader Muhammadiyah militant yang lain, yang memberikan andil dalam mendamaikan golongan nasionalis dan golongan agamawan, yaitu Kasman Singodimejo,” sambungnya.

Merefleksikan perjuangan tokoh-tokoh pendahulu Muhammadiyah yang sangat heroik dalam pembentukan NKRI, ia mengajak kepada kader-kader muda Muhammadiyah mengambil dan melanjutkan peran tersebut.

Ia menegaskan, bahwa Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari berdirinya bangsa dan Negara Indonesia. Oleh karena itu, garis-garis perjuangan yang telah dilakukan oleh tokoh pendahulu Muhammadiyah tidak boleh putus, harus terus disambung oleh kader mudanya.

“Politik dimaknai sebagai kebaikan, karena itu menjadi wasilah, jangan takut berkompetisi karena dalilnya jelas fastabiqul khairat. Kalau sudah niat, jangan ragu-ragu. Jangan ragu-ragu, jangan takut lagi. Terjunlah ke dunia politik dengan niat memperbaiki kualitas politik di Indonesia,” pintanya.(rls)